Pengertian dan Contoh Periodisasi dan Kronologi Sejarah

Dalam mengamati peristiwa-peristiwa bersejarah akan selalau terkait dengan waktu, pengertian waktu dalam hal ini haruslah dianggap sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa sebelumnya ke masa-masa berikutnya serta melahirkan peristiwa-peristiwa baru yang saling terkait sehingga perjalanan sejarah tidak akan pernah berhenti. Dalam perjalanan waktu tersebut, ilmu sejarah mengenal adanya konsep perubahan.

Perkembangan kehidupan sejak adanya manusia sampai sekarang, mulai dari taraf kehidupan yang sederhana sampai kepada taraf kehidupan yang kompleks, ada yang berlangsung dengan lambat, ada pula yang berlangsung dengan cepat. Dua konsep sejarah yang berkaitan dengan waktu dan perubahan tersebut adalah periodisasi dan kronologi. Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan periodisasi dan kronologi tersebut?

Pengertian dan Contoh Periodisasi Sejarah
Periodisasi mengungkapkan ikhtisar sejarah di dalamnya dapat dikenali jiwa dan semangat zaman, dengan pola dan stuktur urutan kejadian atau peristiwa-peristiwa. Maksud mengadakan periodisasai ialah untuk mengadakan tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dengan berbagai aspeknya.

Penyusunan periodisasi tergantung pada jenis sejarah yang akan ditulisnya. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas dalam menetapkan periodisasi, tergantung pada pendiriannya.

Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi, misalnya melihat perkembangan kehidupan manusia mulai dari masa berburu, mengumpulkan makanan, mulai menanam, berkebun atau bersawah sampai dengan masa produksi. Pada setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan, misalnya masa dimana manusia masih tergantung pada alam. Untuk mencapai kebutuhan hidupnya manusia tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Kehidupan sosial pada masa berburu, yaitu berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah atau nomaden.

Masa berkebun atau bersawah kehidupan manusia sudah mulai menetap, karena manusia sudah mampu mengolah alam dalam bentuk berkebun atau bersawah. Kehidupan sosial-ekonominya, sudah tidak lagi tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Ada proses produksi walaupun masih sederhana.

Menurut Ismaun, periodisasi yang paling mudah adalah pembabakan yang disusun menurut urutan abad. Tetapi periodisasi yang demikian tidak mengungkapkan corak yang khas zaman-zaman yang ditinjau. Dasuki dalam Ismaun menyatakan misalnya, dalam sejarah Eropa Barat, ada zaman-zaman dengan nama-nama abad yang mempunyai watak-watak tertentu, seperti abad ke 18 dan abad ke-19.

Sedangkan Cellarius membagi sejarah Barat atas tiga periode yaitu zaman kuno, zaman pengetahuan, dan zaman modern. Menurut Ismaun, periodisasi juga dapat dibuat menurut urutan pergantian dinasti-dinasti, misalnya Mesir Kuno dan Cina, adalah contoh periodisasi yang demikian lazim digunakan dan mudah dilaksanakan.

Sejarah bangsa-bangsa Asia pada umumnya dilukiskan menurut babakan waktu dinasti, karena kedudukan raja dianggap sangat penting dalam masyarakat. Periodisasi menurut urutan pergantian dinasti-dinasti akan bermakna jika diterapkan dalam sejarah monarki-monarki absolut.
Pengertian dan Contoh Periodisasi dan Kronologi Sejarah
Tetapi periodisasi tersebut tidak akan bermakna dalam pembahasan sejarah mengenai monarki-monarki konstitusional dengan pemerintahan parlemener, lebih lagi dalam sejarah republik-republik berdasarkan demokrasi. Salah satu contoh periodisasi menggunakan urutan dinasti adalah yang terjadi di Cina, yaitu:
 Dinasti Shang, 1450  1050 S.M.
 Dinasti Chou, 1050  247 SM
 Dinasti Chin, 256  207 SM
 Dinasti Han, 206 SM  220 M
 Dinasti Sui, 580  618 M
 Dinasti Tang, 618  906 M
 Dinasti Mongol, 1280  1369 M
 Dinasti Ming, 1368  1644 M
 Dinasti Mancu, 1644  1911 M

Pengertian dan Contoh Kronologi Sejarah

Kronologi sejarah berkaitan dengan periodesasi sejarah. Kronologi sejarah diperlukan karena dalam peristiwa-peristiwa sejarah terdiri berbagai jenis dan bentuk yang berbeda. Setiap peristiwa perlu diklasifikasi berdasarkan jenis dan bentuk peristiwanya. Persitiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu lalu disusun secara runtut berdasarkan waktu kejadian berlangsung.

Secara runtut di sini berarti masing-masing peristiwa tersebut disusun dari masa yang paling awal hingga masa yang paling akhir. Tanpa konsep kronologi ini, penyusunan peristiwa sejarah akan mengalami kerancuan dan dikhawatirkan bahwa peristiwa yang terjadi pada suatu masa akan masuk ke dalam masa atau zaman yang lain.

Kronologi berarti sesuai dengan urutan waktu. Peristiwa sejarah akan selalu berlangsung sesuai dengan urutan waktu sehingga peristiwa-peristiwa sejarah tidak terjadi secara melompat-lompat urutan waktunya, atau bahkan berbalik urutan waktunya (anakronis). Oleh karena itulah, dalam mempelajari sejarah agar kita mendapatkan pemahaman yang baik harus memperhatikan urutan-urutan kejadiannya atau kronologinya.

Pemahaman sejarah yang bersifat anakronis akan menimbulkan kerancuan bahkan akan membuat pemahaman yang keliru tentang sejarah. Peristiwa-peristiwa sejarah yang diceritakan dan disusun berdasarkan urutan kejadian tanpa memberi penjelasan tentang hubungan sebab akibat antara peristiwa tersebut disebut kronik.

Kronologi sejarah merupakan urutan peristiwa sejarah yang terjadi. Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan peristiwa itu terjadi. Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah, misalnya kronologi lahirnya kerajaan, keraton, pembrontakan, perang, dan lain-lain. Misalnya, kronologi terbentuknya Kasunanan Surakarta seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
No
Tahun
Peristiwa
1
1558 M
Ki Ageng Pemanahan dihadiahi Hutan Mentaok wilayah yang dinamakan Mataram yang masih kosong oleh Sultan Pajang atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Ki Ageng Pemanahan adalah putra Ki Ageng Ngenis atau cucu Ki Ageng Selo tokoh ulama besar dari Selo kabupaten Grobogan.
2
1577 M
Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede. Selama menjadi penguasa Mataram ia tetap setia pada Sultan Pajang.
3
1584 M
Beliau meninggal dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Kotagede. Sultan Pajang kemudian mengangkat Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa baru di Mataram. Sutawijaya juga disebut Ngabei Loring Pasar karena rumahnya di sebelah utara pasar. Berbeda dengan ayahnya, Sutawijaya tidak mau tunduk pada Sultan Pajang. Ia ingin memiliki daerah kekuasaan sendiri bahkan ingin menjadi raja di seluruh Pulau Jawa.
4
1588 M
Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan bergelar Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama. Artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. dengan wilayah pemerintahan seluruh jawa.
5
1601 M
Panembahan Senapati wafat dan digantikan putranya, Mas Jolang yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Seda ing Krapyak.
6
1613 M
Mas Jolang wafat kemudian digantikan oleh Pangeran Arya Martapura. Tetapi karena sering sakit kemudian digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman dan juga terkenal dengan sebutan Prabu Pandita Hanyakrakusuma. Pada masa Sultan Agung kerajaan Mataram mengalami puncak perkembangan pada kehidupan politik, militer, kesenian, kesusastraan, dan keagamaan. Ilmu pengetahuan seperti hukum, filsafat, dan astronomi juga dipelajari.
7
1645 M
Sultan Agung wafat dan digantikan putranya Amangkurat I. Setelah wafatnya Sultan Agung, kerajaan Mataram mengalami kemunduran.
8
1726 M
Keraton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh seorang raja, bernama Sri Susuhunan Paku Buwono II ( PB II ). Pada saat pemerintahan beliaulah terjadi pertentangan dengan Pengeran Mangkunegoro, dan akhirnya pangeran dibuang ke Sri Lanka dan Afrika Selatan. Apa yang terjadi dengan Sang Pangeran tersebut ternyata membuahkan dendam terhadap putranya Sang Pangeran, Raden Mas Sahid.
9
1740 M
Terjadi pemberontakan oleh kaum keturunan Cina, dan pemberontak berhasil menguasai keraton Kartasura, pasukan keraton dan PB II melarikan diri ke Ponorogo. Dengan meminta bantuan VOC, pemberontak berhasil dikalahkan.
10
1745 M
Beliau memerintahkan untuk mencari daerah baru yang bisa dijadikan Pusat pemerintahannya yang baru. Pada akhirnya dipilihlah daerah dusun Sala (Solo), daerah tersebut teletak di sebelah barat sungai paling panjang di pulau jawa yaitu Bengawan Solo, dan pada akhirnya nama daerah tersebut diganti menjadi Surakarta Hadiningrat.
11
1746 M
Pemerintahan PB II banyak menghadapi pemberontakan, diantaranya adalah pemberontakan oleh Pangeran Mangkubumi yang tidak puas atas putusan penyerahan wilayah kepada VOC karena balas budinya menumpas pemberotakan Sunan Kuning. Sementara itu Raden Mas Sahid juga memperhebat perlawanan terhadap prajurit dari PB II. Pangeran Mangkubumi yang kelak di kemudian hari akan bertahta di Yogyakarta, dengan gelar Hamengkubuwono.
12
1749 M
Paku Buwono II wafat, dan kedudukannya digantikan oleh putranya dengan gelar Paku Buwono III (PB III).
13
1755 M
Dilaksanakan Perjanjian Gianti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, Kesultanan Yogyakarta dengan raja bergelar Sultan Hamengku Buwono dan Kesunanan Surakarta dengan raja bergelar Paku Buwana
14
1757 M
Diadakan perjanjian di Salatiga yang melahirkan ketetapan bahwa Raden Mas Sahid berhak untuk menduduki jabatan Adipadi di Mangkunegaran, dengan gelar Mangkunegaran I. Dengan kata lain, Surakarta juga dibagi menjadi dua bagian yaitu daerah Kasunanan Surakarta dan daerah Mangkunegaran.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Bangsa Secara Politis, Sosiologis dan Antropologis Serta Contohnya

3 Sifat Negara (Memaksa, Monopoli & Mencangkup Semua) Pengertian dan Contohnya Lengkap