Sejarah Lisan : Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Kekurangan dan Kelebihan

Sejarah lisan sebenarnya telah berkembang sejak lama, Herodotus sejarawaran Yunani pertama, telah mengembara ke tempat tempat yang jauh untuk mengumpulkan bahan bahan sejarah lisan.


Sejarah Lisan : Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Kekurangan  dan Kelebihan

Sekitar 2400 tahun yang silam, Thucydides telah menggunakan kisah kesaksian langsung para prajurit yang ikut dalam Perang Peloponesus antara Sparta dan Athena untuk menyusun sejarah lisan.


Penelitian sejarah lisan membutuhkan suatu metode pengumpulan data atau bahan penulisan sejarah yang dilakukan oleh peneliti sejarah melalui wawancara secara lisan terhadap pelaku atau saksi peristiwa. Metode ini sudah dipergunakan sejak masa lalu yang semula dipergunakan di Amerika Serikat.


Langkah yang harus ditempuh bagi penelitian sejarah lisan adalah menemukan sumber pendukung yang berasal dari para pelaku atau saksi saksi langsung serta tempat terjadinya peristiwa untuk mencari latar belakang dan pemahaman akibat dari peristiwa yang ditimbulkan sehingga akan mendekati kebenaran seperti yang diharapkan.


1. Teknik Teknik Pengumpulan Data Sumber Lisan


a. Sumber dari Pelaku Sejarah


Para pelaku sejarah adalah mereka yang terjun atau berkecimpung langsung dalam sebuah peristiwa bersejarah. Pelaku ini memegang peranan yang cukup penting dalam proses terjadinya kejadian sejarah.


Dengan demikian, seorang pelaku sejarah dapat mengungkapkan segamblang gamblangnya sejauh yang masih dapat ia ingat peristiwa yang dialaminya karena ia aktif dan mungkin cukup tahu latar belakang peristiwa. Di sinilah letak kelebihan seorang pelaku sebagai sumber sejarah lisan.


Ada beberapa cara dalam pengumpulan informasi lisan melalui teknik wawancara, yaitu adanya seleksi individu untuk diwawancarai guna memperoleh informasi yang akurat (maksudnya kedudukan orang tersebut dalam suatu peristiwa, sebagai pelaku utama, informan, atau saksi), harus ada pendekatan kepada orang yang diwawancarai,mengembangkan suasana lancar dalam wawancara dengan pertanyaan yang jelas, tidak berbelit dan menghindari pertanyaan yang menyinggung perasaan.

Persiapkan pokok pokok masalah yang akan ditanyakan dengan sebaik baiknya agar memperoleh data yang lengkap dan akurat. Wawancara langsung dapat dilakukan dengan metode metode berikut.


a. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan acak dan jawaban tidak ditentukan (pertanyaan terbuka).


b. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan jawaban yang telah ditentukan (pertanyaan tertutup).


c. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan lebih dahulu baru kemudian responden menjawab satu per satu.


d. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan suatu pertanyaan, kemudian responden langsung menjawabnya. Setelah selesai, pewawancara mengajukan pertanyaan selanjutnya.


e. Wawancara dilakukan dengan menggunakan tape recorder yang dapat menyimpan kesaksian pelaku atau saksi lisan tersebut.


Meski demikian, tetap saja penelitian terhadap para pelaku sejarah dapat menimbulkan keterangan yang subjektif. Ia dapat saja menambahkan atau mengurangi kisah yang sebenarnya terjadi guna kepentingan pribadi atau golongan atau negaranya.


Ada beberapa hal yang sengaja disembunyikan olehnya karena menyangkut nama baiknya. Atau mungkin pula ia memang lupa sebagian atau detail peristiwa yang terjadi.


Contoh yang sering diungkapkan adalah peranan Letnan Kolonel Soeharto dalam pertempuran pada masa revolusi mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Letkol Soeharto merupakan pelaku dari peristiwa tersebut selain Jenderal Soedirman, Ahmad Yani, Gatot Soebroto, serta ribuan tentara lainnnya.


Puluhan foto memperlihatkan bahwa Soeharto memang langsung terlibat dengan peristiwa revolusi fisik ketika ibukota pindah ke Yogyakarta dari Jakarta. Soeharto dapat menjelaskan beberapa fragmen dari peristiwa bersejarah karena ia sendiri turun dalam medan pertempuran melawan pasukan Belanda Sekutu.


Sejarah Lisan : Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Kekurangan  dan Kelebihan


b. Sumber dari Saksi Sejarah


Saksi merupakan seseorang yang pernah menyaksikan atau melihat sebuah peristiwa ketika berlangsung. Namun berbeda dengan pelaku, saksi ini bukan pelaksana dan tidak terlibat langsung dengan jalannya peristiwa. Ia hanya menyaksikan dan bersaksi bahwa peristiwa tersebut ada dan pernah berlangsung.


Sama seperti para pelaku, para saksi sejarah pun dapat mengungkapkan kesaksiannya secara tak jujur. Ia bisa menutup nutupi atau menambahkan cerita yang sesungguhnya tak ia lihat atau tak pernah terjadi. Bisa saja ia bersaksi sebelah pihak, berat sebelah.


Ia menceritakan kebenaran sepihak karena apa yang ia beritakan ternyata mengagung agungkan salah satu pihak atau pihak pihak tertentu. Pada kesempatan lain bisa saja saksi sejarah ini menjelek jelekkan pihak tertentu agar pihak yang dipojokkannya itu namanya makin hancur.


Contoh dari keberpihakan saksi sejarah ini adalah, misalnya, terjadi pada peristiwa hubungan Gerakan Aceh Merdeka dengan Republik Indonesia. Saksi yang memihak GAM tentu akan mengatakan bahwa GAM adalah pihak yang benar karena selalu mementingkan rakyat Aceh sedangkan RI hanyalah pihak yang pandai mengeruk kekayaan alam Aceh tanpa mampu berterimakasih yang cukup dan layak.


Sejarah Lisan : Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Kekurangan  dan Kelebihan

Sebaliknya, saksi yang pro RI pasti mengatakan bahwa pihak RI yang benar karena melihat banyak rakyat Aceh yang dihabisi oleh GAM.


Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa berita atau keterangan dari satu atau dua orang saksi akan peristiwa sejarah, tentunya dirasakan tak cukup. Diperlukan saksi saksi yang lain guna memperjelas duduk permasalahan dan detail peristiwa sejarah yang bersangkutan.


Dengan demikian, kita akan memperoleh penjelasan yang menyeluruh tentang sebuah kejadian bersejarah yang tengah diteliti.


c. Tempat Peristiwa Sejarah


Dalam sejarah, permasalahan tentang lokasi tempat dan waktu peristiwa sejarah berlangsung sangatlah utama. Karena sebuah peristiwa, baik itu sejarah atau keseharian, tentunya terikat dengan waktu dan tempat. Tak mungkin sebuah kejadian tidak terjadi di sebuah tempat.


Bila menentukan tempat bersejarah yang terjadi beberapa tahun yang lalu, kita mampu melihat tempat tersebut karena lokasinya masih ada atau seperti ketika peristiwa berlangsung. Tempat di sini dapat berupa nama jalan, gedung, gunung, jembatan, sungai, lapangan alun alun, desa, kabupaten, atau kota. Gedung fisik di sini dapat berbentuk gedung kantor, rumah, hotel, gedung parlemen, teater, bioskop, sekolah, masjid, gereja, candi, atau istana keraton.

Sebagian lokasi dan tempat tersebut memang sudah ada yang berubah dan rupanya tak lagi sama seperti waktu peristiwa sejarah berlangsung. Namun, tak sedikit pula tempat bersejarah (biasanya bangunan fisik) yang tak berbekas sama sekali, atau bila masih ada pun hanya puing puingnya atau pondasi dasar bangunan.


Bisa saja, bangunan tersebut dahulunya ditinggalkan penduduknya karena suatu hal, bisa banjir, letusan gunung, gempa, longsor, tsunami. Atau bisa saja tempat tersebut diserang oleh sekelompok musuh, lalu bangunan tersebut dihancurkannya hingga rata dengan tanah.


Namun, ada kalanya para ahli tak dapat menentukan di mana letak peristiwa sejarah itu berlangsung. Ini terjadi karena tak ada benda atau artefak yang meninggalkan jejak untuk diteliti. Misalnya, sampai kini para ahli masih bingung di mana letak pastinya istana Kerajaan Tarumanagara, meskipun tahu bahwa letaknya di sekitar Jakarta Tangerang Bekasi.


Namun, tetap saja letak pastinya tak berhasil diketemukan. Kita hanya tahu dari beberapa prasasti peninggalan zaman Tarumanagara bahwa kerajaan ini terletak di sekitar Jabotabek, tak lebih.


d. Latar Belakang Peristiwa Sejarah


Di samping sumber dan lokasi, kita harus mengetahui hal halyang melatar belakangi terjadinya peristiwa sejarah. Latar belakang ini termasuk hal terpenting dalam menelusuri jalannya peristiwa bersejarah. Ialah peletup dan penyebab peristiwa terjadidan berlangsung. Tanpa adanya latar belakang tak mungkin sebuah persitiwa terjadi.


Peristiwa sejarah dapat terjadi karena faktor sosial, politik, ekonomi, ideologi, atau kebudayaan. Peristiwa Revolusi Perancis 1789, misalnya, meletus akibat kebijakan Raja Perancis yang mengakibatkan rakyat jelata di Perancis tertekan. Kehidupan ekonomi mereka terpuruk, sementara kehidupan para abdi istana bermewah mewahan.


Faktor sosial dan ekonomi pun akhirnya sangat berpengaruh terhadap sebuah peristiwa. Contoh peristiwa sejarah yang disebabkan oleh faktor ideologi adalah pemberontakan partai komunis, baik di Rusia, Cina, maupun Indonesia.


Sejarah Lisan : Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Kekurangan  dan Kelebihan

Karena yakin bahwa komunis memampu meredam dan mengalahkan praktik kapitalisme dan liberalisme maka para simpatisan komunis bergerak untuk melakukan revolusi dan melawan pemerintahan atau kerajaan yang ada. Tak jarang, dalam peristiwa perlawanan ini banyak korban jiwa berjatuhan karena mempertahankan ideologi.


e. Pengaruh serta Akibat dari Peristiwa Sejarah


Peristiwa sejarah mau tidak mau meninggalkan akibat yang memengaruhi kehidupan masa berikutnya. Kita tak menginginkan, misalnya, terjadinya peristiwa tsunami di Aceh atau gempa di Yogyakarta, namun kita tak bisa menghindarinya, dan bencana alam tersebut telah memperlihatkan akibat serta pengaruhnya yang hebat kepada penduduk setempat dan masyarakat luas.


Orang orang yang tertimpa bencana tersebut harus menerima akibat yang terjadi, seperti kehilangan sanak saudara, harta benda, pekerjaan, dan sebagainya. Sebagai akibat lain dari peristiwa alam tersebut, kita serta merta bergotong royong guna meringankan beban penduduk yang terkena musibah alam tersebut.


Kejadian alam tersebut berpengaruh (besar atau kecil) pula pada diri kita yang tidak terkena musibah. Kita menjadi dapat lebih bersyukur, lebih arif memandang arti kehidupan, dan menjadi dermawan.


2. Kelebihan dan Kekurangan Sejarah Lisan


Sejarah lisan mempunyai kelebihan sebagai berikut:


(1) Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah sehingga memungkinkan sejarawan dapat menanyakan langsung bagian yang kurang jelas kepada narasumber.


(2) Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis karenamemungkinkan sejarawan untuk menggali informasi darisemua golongan masyarakat.


(3) Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan yang dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan sumber sumber sejarah selama ini.


Di samping memiliki kelebihan, sejarah lisan juga mempunyai beberapa kekurangan atau kelemahan sebagai berikut:


(1) Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah terhadap suatu peristiwa.


(2) Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Dalam hal ini perasaan keakuan dari seorang saksi dari seorang pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dan menutupi kekurangannya sering muncul dalam proses wawancara.


Selain itu, subjektivitas juga terjadi karena sudut pandang dari masing masing pelaku dan saksi sejarah terhadap suatu peristiwa sering kali berbeda.


Perbedaan sudut pandang dari beberapa pelaku sejarah terhadap peristiwa yang sama dapat diambil contoh pada peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan, tentang tokoh yang mengajukan usul penandatanganan teks proklamasi.


Para pelaku sejarah tersebut, yaitu Ahmad Soebardjo, Bung Hatta, dan B.M.Diah. Setelah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI berlangsung. Demikian juga Bung Hatta dalam memoirnya, juga mengatakan bahwa Soekarni lah yang mengusulkan agar Bung Karno dan Bung Hatta yang menandatangani Proklamasi itu, sedangkan B.M. Diah yang juga menyaksikan peristiwa tersebut mengatakan bahwa yang mengusulkan itu adalah Chaerul Saleh, setelah berundingdengan B.M. Diah.


Sejarah Lisan : Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Kekurangan  dan Kelebihan

Sukarni menolak isi Proklamasi buatan Soekarno, Hatta, dan Soebardjo karena dianggap kurang revolusioner, sedangkan yang mengusulkan agar Proklamasi itu ditandatangani hanya oleh Soekarno-Hatta adalah Chaerul Saleh sehingga baik Ahmad Soebardjo maupun B.M. Diah memiliki pendapat yang berbeda mengenai hal yang sama.

Comments

Popular posts from this blog

3 Sifat Negara (Memaksa, Monopoli & Mencangkup Semua) Pengertian dan Contohnya Lengkap

Pengertian Bangsa Secara Politis, Sosiologis dan Antropologis Serta Contohnya